Love Pain Part 2

Love Pain Part 2

Author       : Shin Zia

Title            : Love Pain Part 2

Genre         : Romance, Sad

Cast            :

         Park Yoochun (JYJ) as Ji Yoochun

         Ji Jin hee (OC) (Jang Geum, Dong Yi, Yes Captain)

         Kim Yoojung (OC) (MV Gone by Jin, May Queen)

         Other cast

***

Annyeong..

Readersdeul apa kabar…

Ini lanjutan kisah Jin Hee-Yoojung-Yoochun. mian kalau aku postingnya lama…

Jangan lupa tinggalkan komentar dan mohon jangan di bash yah.. Selamat membaca…!!!!

Mian! Masih banyak typo dimana-mana

***

Cerita Sebelumnya

Bahkan jika seluruh dunia mengecamku, karena cinta yang aku rasakan padanya, aku akan melawannya.

Bukan aku yang menginginkan rasa cinta ini hadir dan tumbuh karenanya.

Bukan aku yang meminta semua ini.

Aku hanya merasakan dan hanya ingin menyampaikan apa yang aku rasakan.

Mianhae…

Bukan aku egois dan ingin memilikinya.

Tapi bagiku tak ada pilihan lain selain aku harus memilikinya.

***

Yoojung dan semua anggota keluarga Ji sudah berkumpul untuk makan malam. Semua sudah berada diruanganya yang memiliki meja berbentuk oval dengan kursi-kursi yang mengelilingi meja itu.

Yoojung menatap kearah jin hee yang sedari tadi hanya diam. Bahkan dia bisa merasakan, kalau namja paruh baya itu selalu menghindar jika tanpa sengaja mata mereka bertemu. Selama makan malam, tak ada canda tawa atau pertanyaan yang biasa ditanyakan namja itu.

Yoojung masuk ke dalam kamarnya setelah makan malam. So won, adiknya sepertinya sudah terlelap sejak sore. Mungkin gadis cilik itu kelelahan karena yoochun mengajaknya jalan-jalan seharian tadi.

Direbahkannya tubuhnya disamping so won yang nampak begitu nyenyak. Pikirannya melayang mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Ketika dia menyatakan perasaannya pada sekertaris ayahnya, yang kini menjadi walinya.

Flashback

Jin hee menghentikan laju mobilnya ketika yoojung mengatakan bahwa dirinyalah yang dicintainya. Namja paruh baya itu hanya menatap kea rah gadis yang duduk disampingnya dan juga menatapnya.

‘Naega saranghaneun saram…’ yoojung menggantung kata-katanya. Di tatapnya jin hee yang juga masih menatapnya dengan seksama. ‘Ahjussi nikka!’ lanjutnya kemudian.

Lama keduanya hanya saling diam dan menatap.

Jin hee mengalihkan pandangannya kearah jalanan dan mulai kembali melajukan mobilnya.

Diam. Hanya itu yang dilakukannya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya. Dan bahkan sejak itu, dia tak menatap yoojung sama sekali.

Sesampainya dikampus, yoojung sudah siap turun dari mobil jin hee. Sampai…

‘Yoojung-a!’ panggil jin hee yang masih tak mau menatap gadis itu.

‘Ne, ahjussi!’ sahut yoojung yang kembali duduk. Di tatapnya jin hee penuh harap. Berharap namja itu akan menerima pernyataan cintanya.

‘Apa yang kau katakan padaku tadi…’ jin hee menahan kalimatnya. Dia menoleh dan menatap dingin kearah yoojung. Tatapan dingin yang belum pernah sekalipun yoojung lihat.

‘Aku anggap bahwa kau tak pernah mengatakannya!’ lanjutnya.

Deg!

Yoojung terdiam. Ekspresi wajah itu. Sikap yang ditunjukan jin hee padanya itu…

‘Ne!’ ujar yoojung sembari tertunduk. ‘Arrasseoyo ahjussi!’

Yoojung melangkah keluar dari mobil jin hee dengan hati yang sedikit terluka. Dia tahu ini akan terjadi. Tapi dia tidak tahu kalau sikap jin hee akan jadi sedingin itu padanya.

Flashback end

Yoojung menarik nafas panjang. Sesak! Dadanya terasa begitu sesak setiap kali dia ingat sikap jin hee yang berubah sedingin itu padanya.Dipejamkannya kedua matanya, berharap bisa segera terlelap dan bisa segera melupakan rasa yang semakin mendera jiwanya.

Di ruang kerja jin hee…

Namja paruh baya itu masih terjaga dengan segudang file yang masih menumpuk dimejanya. Malam itu, tak ada teh hangat yang biasa diantarkan yoojung padanya seperti biasanya.

Jin hee menarik nafas panjang. Walaupun tubuhnya berada diruangan itu, tapi jiwanya melayang entah kemana. Sejak dia mendengar pernyataan cinta dari yoojung pagi tadi, konsentrasinya terpecah. Bahkan semua rapat siang itu di-cancel-nya.

 Diletakkannya pulpen yang sedari tadi hanya dimainkannya. Dia menyandarkan tubuh tegapnya dikursi. Ditariknya nafas dalam-dalam. Entah kenapa, setiap kali dia mengingat ekspresi wajah yoojung tadi pagi, ketika dia bersikap dingin pada gadis itu, dadanya selalu terasa begitu sesak.

Tatapan yoojung. Raut wajahnya. Juga sikapnya. Semua membuat jin hee merasa sesak.

Lama jin hee terdiam. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk melihat keadaan gadis itu.

Jin hee melangkahkan kakinya ke kamar yoojung yang berada dilantai dua. Dengan hati-hati jin hee membuka pintu kamar yang tak pernah dikunci itu.

Jin hee menatap so won yang tampaknya sudah begitu terlelap dalam mimpinya. Dirapihkannya poni gadis cilik itu dan dibenarkannya letak selimutnya.

Jin hee mencoba untuk tidak mempedulikan yoojung yang juga sudah terlelap disamping adiknya itu. Sayanganya, tubuh dan pikirannya tidak sejalan.

Dia kini sudah duduk disamping yoojung berbaring. Ekspresi wajah yoojung kala itu terlihat begitu tenang. Berbeda dengan pagi tadi ketika gadis itu mendengar jawabannya.

Secara refleks, tangan jin hee membelai wajah yoojung. Membuat gadis itu terusik dan menggeliat namun tetap tertidur.

‘Mianhae!’ lirihnya.

Setelah membetulkan letak selimut yoojung dan so won, jin hee beranjak dan berniat meninggalkan kamar itu. Tapi…

‘Ahjussi!’ panggil yoojung lirih. Matanya masih terpejam namun tangannya menggenggam lengan jin hee. Menahan namja itu meninggalkan kamarnya.

Jin hee yang sedikit terkaget, menghentikan langkahnya dan menoleh menatap yoojung.

Perlahan kedua mata yoojung terbuka. Gadis itu belum benar-benar terlelap dan masih terjaga. Dan sepertinya dia juga mendengar semua yang jin hee katakan tadi.

Tangan yoojung masih menggenggam tangan jin hee. Dia menegakkan tubuhnya dan kini sudah duduk tepat disamping jin hee berdiri.

Jin hee hanya mematung, ketika perlahan kedua tangan yoojung melingkar dipinggangnya dan memeluknya dari belakang.

‘Saranghaeyo ahjussi!’ lirih yoojung, menyandarkan kepalanya dipunggung jin hee.

Hening. Tak ada jawaban dari ji hee. Namja paruh baya itu hanya terdiam dan mematung. Tidak menolak semua yang yoojung lakukan padanya.

Hampir 5 menit jin hee dan yoojung berada pada posisi itu dan saling diam. Hingga akhirnya, jin hee angkat bicara.

‘Yoojung-a! Nan…’

‘Aku tahu semuanya ahjussi!’ potong yoojung. Membuat jin hee menghentikan kalimatnya dan melepas dekapan tangan yoojung dipinggangnya. Kemudian berbalik menghadap gadis itu.

‘Aku tahu semua dari appa!’ ulang yoojung yang dibalas tatapan lekat oleh jin hee. ‘Ahjussi… Go ahjumma… Bo young dan juga yoochun oppa!’ lanjutnya. Jin hee hanya menatapnya dan menghela nafas.

‘Keureonikka ahjussi… Jebal nae maeum badajulkke!’ (ku mohon terimalah perasaanku) ujar yoojung penuh harap.

Jin hee masih terdiam. Dia masih mematung dan hanya menatap yoojung yang menatapnya penuh harap.

‘Tidurlah!’ akhirnya jin hee bicara dan melangkahkan kakinya meninggalkan kamar yoojung.

Yoojung tak bisa lagi berkata apa-apa. Dia hanya bisa menatap punggung jin hee yang akhirnya menghlang dibalik pintu.

***

2 minggu sudah berlalu dari kejadiam itu. Sikap jin hee pada yoojung tak banyak berubah. Masih dingin. Dan yoojung, masih terus berharap kalau jin hee akan menerima perasaannya dan membalasnya.

Kini gadis itu kembali melakukan apa yang biasa dilakukannya. Mengantarkan the keruang kerja jin hee sebelum dia tidur. Dan terkadang menemani jin hee yang masih juga bersikap dingin padanya.

‘Kim Yoojung! Himne!’ (Semangat) ujar yoojung pada dirinya sendiri setiap kali dia akan berhadapan atau menemui jin hee diruangannya. Kali ini, yoojung sangat ingin bicara pada jin hee dan menyampaikan apa yang dirasakannya ketika namja itu tidak menhiraukannya.

Sesampainya di ruangan jin hee, langkah yoojung terhenti karena di dalam Hyun Jung ahjumma, istri dari jin hee sudah menemaninya. Teh yang biasa dibawakannya kini sudah ada dimeja kerjanya.

Yoojung hanya terdiam didepan pintu untuk beberapa saat, hingga dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan tidak jadi menemui jin hee.

‘Yoojung-a!’

Langkah yoojung terheni ketika yoochun memanggilnya. Sebisa mungkin yoojung menunjukan senyuman terbaiknya pada yoochun. Untuk menutupi semua yang sedang dirasakannya.

‘Dari ruangan abeoji?’ tanya yoochun melihat nampan teh ditangan yoojung.

Gadis itu hanya mengangguk.

‘Bisakah kau buatkan aku secangkir teh seperti yang biasa kau buatkan untuk abeoji?’ tanya yoochun lagi. Dan yoojung, kembali menjawabnya dengan senyuman dan sebuah anggukan kepala.

Yoochun terus menatap yoojung yang sedang menyeduh teh dihadapannya. namja berwajah tampan itu sepertinya tak bisa lagi mengalihkan pandangannya pada gadis lain selain gadis yang ada dihadapannya itu. Gadis yang sudah dikenalnya sejak dia berumur 11 tahun. Yah, itulah yang yoochun ingat.

Ketika berumur 10 tahun, yoochun sempat mengalami kecelakaan yang membuat semua kenangan masa kecilnya hilang. Dan sampai hari ini, dia masih kehilangan semua ingatannya itu.

‘Gomawo!’ ujar yoochun ketika menerima cangkir dari yoojung. Segera dia meminum teh pertama buatan yoojung untuknya itu, dan dia tersenyum.

‘Pantas saja abeoji begitu menyukainya!’ ujarnya kemudian.

Yoojung hanya kembali tersenyum. Pikirannya masih melayang ke ruang kerja jin hee. Dia begitu ingin bertemu dengan namja yang sudah dicintainya sejak namja itu menjadi sekertaris pribadi ayahnya.

‘Yoojung-a!’ panggil yoochun memecah lamunan yoojung. Membuat gadis itu sedikit tergagap dan langsung menatapnya.

‘Ne, oppa!’ sahut yoojung sedikit terkaget.

‘Kau sedang memikirkan apa eum?’ tanya yoochun seolah tahu apa yang sedang dilakukan yoojung. ‘Kau boleh menceritakannya padaku kalau kau mau!’ lanjutnya menaruh cangkir yang sudah tinggal berisi setengahnya.

‘Aku akan menjaga rahasiamu dengan baik!’ lirih yoochun yang kemudian memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jempolnya yang seolah menarik seleting di mulutnya.

Yoojung hanya menggeleng. ‘Sudah malam oppa!’ katanya melirik jam di dinding. ‘Aku tidur duluan!’ pamit yoojung.

‘Eo! Geurae!’ sahut yoochun iut beranjak. ‘Jal ja!’

‘Oppa tto jal ja!’

Yoojung berlalu meninggalkan yoochun yang masih terus menatapnya. Setelah yoojung menghilang, yoochun tersenyum menatap cangkir teh yang tadi disuguhkan yoojung untuknya. ‘Gomawo!’ katanya.

Malam itu, yoochun terlihat begitu senang dengan sikap yoojung. Gadis itu sudah tak lagi canggung padanya karena pernyataan cintanya tempo hari. Sikap yoojung padanya sudah kembali seperti dulu.

***

Pagi sekali yoojung sudah terbangun dan membantu Hyun Jung, Yoochun eomma untuk menyiapkan sarapan. Tepat pukul 7 pagi, semua sudah berkumpul dimeja makan.

Seperti hari-hari sebelumnya, sikap jin hee pada yoojung masih dingin. Jangankan untuk memberi nasehat seperti dulu, bahkan untuk menyapa saja, tidak dilakukan jin hee pada yoojung.

Jin hee sengaja melakukannya dengan harapan kalau perasaan yoojung padanya akan memudar karena sikap dingin yang ditunjukannya.

‘Ahjussi!’ panggil yoojung disela sarapan pagi.

Jin hee langsung menoleh ke arah yoojung dan menatap gadis itu dengan senyumannya. Dihadapan semua orang, mau tidak mau jin hee harus bersikap sebiasa mungkin. Dia tidak ingin ada ang curiga dengan sikap dinginnya pada yoojung beberapa minggu ini.

‘Bolehkah aku kembali tinggal dirumahku yang lama?’

‘Uhuk-uhuk!’

Yoochun tersedak ketika mendengar permintaan yoojung itu. ditatapnya yoojung dengan mata membulat. Dia tidak percaya kalau gadis itu akan mengatakan hal itu dihadapan keluarganya sepagi ini.

Suasana untuk sesaat menjadi hening.

‘Ada apa yoojung-a?’ tanya hyun jung menaruh sendoknya dan menatap yoojung dengan lembut. ‘Apa kau tak betah tinggal disini?’ tanyanya lagi.

‘Aniyo ahjumma!’ jawab yoojung dengan senyumannya. ‘Hanya saja… sepertinya rumahku sudah terlalu lama aku tinggalkan!’ paparnya, mencoba membuat hyun jung mengerti.

Jin hee masih diam dan hanya menatap yoojung. Walau wajahnya tak menunjukan ekspresi apapun, tapi hatinya sedikit bergemuruh. Dia tahu kalau cepat atau lambat gadis itu pasti akan meninggalkan rumahnya karena sikapnya. Tapi dia tidak menyangka kalau yoojung akan melakukannya secepat ini.

‘Bagaimana, ahjussi?’ tanya yoojung yang kini menatap jin hee. ‘Bolehkah aku kembali ke rumahku yang lama?’

Hening. Jin hee masih tak menjawabnya.

‘Andwae eonni!’ rengek bo young manja. ‘Aku sudah senang kau ada disini. Jadi…’

‘Kalau itu yang kau inginkan…’ potong jin hee datar, membuat putrinya memasang wajah memelas agar dia tidak menyetujui permintaan yoojung.

‘Kau boleh kembali ke rumah lamamu!’ akhir jin hee membuat bo young mendesah kecewa.

‘Kalau kau memang ingin kembali kesana, aku tidak bisa melarangmu!’ lanjut jin hee.

‘Keurigo ahjussi,’ lagi. Yoojung akan membuat satu permohonan lagi. ‘Bolehkah aku mulai datang ke kantor dan mempelajari semua yang harus ku lakukan?’ tanyanya.

Yoojung tahu konsekuensi jika dia meninggalkan rumah itu maka dia tidak akan bisa bertemu dengan jin hee setiap hari. Maka dari itu, dia sengaja ingin mulai masuk kantor, agar setidaknya dia bisa bertemu jin hee 5 hari dalam seminggu.

‘Eo!’ jawab jin hee pendek. Ditaruhnya sendoknya, dan dia duduk menghadap yoojung. ‘Kau bisa datang mulai besok! ___ Aku akan meminta Tuan Park untuk menyiapkan semuanya untukmu!’

Jin hee beranjak.

Yoochun hanya diam menatap yoojung yang duduk tepat dihadapannya. ada perasaan tidak rela yang mulai menyelimutinya. Dia tidak tahu alasan sebenarnya mengapa yoojung ingin kembali kerumah lamanya. Yang dia tahu, dengan kembalinya yoojung kerumah lamanya, maka dia tidak bisa bertemu dengan gadis itu setiap kali dia ingin menemuinya seperti ketika yoojung berada dirumahnya.

***

1 bulan sudah yoojung kembali kerumah lamanya dan mulai bekerja dikantor. Gadis itu akan datang ke kantor stelah dia menyelesaikan semua kuliahnya. Yoochun kini lebih sering mengantar gadis ya memang dicintainya itu.

Sikap jin hee tidak banyak berubah pada yoojung. Tetap dingin. Hanya saja terkadang namja parh baya itu tersenyum ketika yoojung yang cepat tanggap dengan mudah mengerti dengan semua yang dia ajarkan.

Yoojung masih terus berharap kalau jin hee akan membalas perasaannya. Atau setidaknya tidak lagi bersikap dingin padanya. Sayangnya sepertinya harapannya itu hanya tinggal harapan.

Pekerjaannya dan juga pekerjaan jin hee yang begitu banyak pun, membuat yoojung sulit bertemu dengan namja itu walau hanya beberapa menit.

Yoojung mengetuk pintu ruangan jin hee perlahan. Hari itu, dia ingin mengantarkan teh yang biasa disuguhkannya ketika dia tinggal dirumah jin hee.

‘Masuk!’ ujar jin hee tanpa mengalihkan pandangannya dari file yang sedang dipelajarinya. Harum teh tercium hidung jin hee yang kemudian membuat kepalanya mendongak menatap yoojung yang kini berada dihadapannya.

Yoojung tak bicara sepatah kata pun. Dia bersiap meninggalkan ruangan ketika suara berwibawa jin hee bicara.

‘Jangan melakukan pekerjaan office boy dikantor milikmu sendiri!’ ujar jin hee datar. Membuat yoojung menoleh dan langsung menatap tajam kearahnya.

‘Kau pemilik perusahaan ini! Jadi jangan membuat dirimu melakukan pekerjaa…’

‘Ne!’ potong yoojung dengan tatapan tajamnya. Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Dan tangannya gemetar menahan amarahnya.

‘Arraseoyo!’ lanjut yoojung segera meninggalkan ruangan kerja jin hee.

Jin hee menarik nafas panjang. Yang dilakukannya pada yoojung, untuk membuat gadis itu menjauh darinya, tanpa disadarinya pun melukainya.

Jin hee mencoba menepis semua yang lambat laun mulai memenuhi hati dan jiwanya. Kim yoojung. Entah karena pernyataan cinta gadis itu tempo hari, atau karena alasan lain, jin hee mulai menyukai bahkan mencintai gadis yang sebenarnya lebih pantas jadi menantunya itu.

Jin hee menghindari yoojung, karena dia tahu kalau dia tidak bisa selamanya menjaga gadis itu. dan dia pun tak mungkin membuat gadis itu untuk terus berada disisinya.

Di tempat lain…

Yoojung masih terisak karena perlakuan jin hee padanya beberapa saat yang lalu. Diusapnya kasar airmatanya yang masih juga mengalir membasahi kedua pipinya. Pikirannya tidak fokus. Hingga saat sebuah sepeda motor melintas dihadapannya…

Brug!

……

***

Jin hee keluar dari ruangannya dan bersiap pulang. Tapi kemudian langkahnya terhenti ketika sekertarisnya mengatakan kalau yoojung masuk rumah sakit karena terserempet sepeda motor ketika dia pulang tadi.

Seketika itu raut wajah jin hee berubah. Dia terlihat panik dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit dimana yoojung dibawa oleh sang pengendara sepeda motor.

Tanpa menghiraukan bunyi klakson dari pengendara lain, jin hee melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Yang ada dipikirannya saat itu hanya yoojung. Dia bahkan menyesali sikapnya tadi pada gadis yang memang dicintainya itu.

Jin hee memarkir mobilnya sembarangan dan segera masuk kedalam rumah sakit. mencari sosok yoojung.

Dengan panik dibukanya setiap tirai yang ada diruang gawat darurat. Tak ada. Dia tidak menemukan yoojung. Pikirannya semakin kalut. Dia berlari kelantai dua, mencari disetiap sudut ruanganya yang ada disana. Hasilnya tetap sama. Yoojung tak ditemukannya.

‘Neo eotti-a?’ tanyanya yang semakin tidak bisa berpikir jernih.

Dia berlari menuju lift untuk naik kelantai selanjutnya.

Ting!

Pintu lift terbuka. Dan saat itu, sosok yoojung yang sedari tadi membuatnya hampir gila muncul disana.

‘Ahjussi!’ lirih yoojung begitu melihat Jin hee yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepalanya.

Grep!

Jin hee yang tampak sangat khawatir, langsung menarik tubuh mungil yoojung dalama dekapan eratnya. Nafasnya memburu. Namun ada perasaan lega karena hanya lengan kiri yoojung yang diperban.

‘A.. Ahjussi!’ lirih yoojung yang mulai merasa sesak karena dekapan jin hee yang begitu erat ditubuhnya. ‘Aku tak bisa bernafas!’ lirih yoojung sedikit tersengal.

Saat itu, jin hee langsung melepas dekapannya dan hanya menatap yoojung dengan nafas yang masih terengah.

‘Tadi.. ada sepeda motor yang melintas.. dan sepertinya akmmmpppphhhhhtttttt…’

TBC…..

***

Yah.. segitu dulu yah.. Mian kalau ceritanya makin gaje…

Annyeong…

18 respons untuk ‘Love Pain Part 2

  1. akhirnya keluar juga ff ini…

    Wah, jin hee benar-benar sikap dingin sama yoojung

    Tapi pas yoojung ketabrak, jin hee benar-benar kuatir banget..

    Lanjut

  2. Akhirnya part 2 nya publish jugaaa ,, 🙂 oalaaaaahhhhh kyaknya jin heee emang bner suka sama yoojung deh ,, trus gmna sama yoochun tuh ,, oalahhh kyaknya part berikutnya mulai mncul konflik deh , trus apa maksud yoojung mngenai dia tauu smuanya tntang jin heee dr apaanya , ?? Jin heee bukan apaanya yochun sama bo young atau. Gmna ??? Next thor penasaran sama lanjutannya , 🙂

Tinggalkan Balasan ke mio Batalkan balasan