I’ll Never Stop ( Part 2 )

Author           : Shin Zia

Title                : I’ll Never Stop

Genre             : Romance, NC

Cast                :

  • Lee Donghae (SUJU)
  • Park Jiyeon (T-Ara)
  • Kang Min Kyung (Davichi)
  • Shin Jongkook (Speed)
  • Other cast, monggo dicari sendiri…

Length           : Long shoot

*** ****

Annyeong…

Adakah yang nunggu lanjutan kisah donghae dan jiyeon?

Hehehe… mian yah baru bisa diposting sekarang… persiapan lebaran dulu..

 

*** ***

 

Jiyeon duduk dan diam didepan makam ibunya. Wajahnya penuh dengan luka memar. Dia sengaja memakai topi untuk menutupi wajahnya yang sudah jadi sasaran kemarahan ayahnya.

‘Eomma! Na wasseoyo! Jal jinaeseoyo?’ tanya jiyeon sembari mengusap pusara ibunya yang dipenuhi oleh rumput.

Jiyeon menyandarkan kepalanya dipusara ibunya dan kemudian mulai memposisikan tubuhnya berbaring disana. Setetes demi setetes, bulir-bulir airmata mulai jatuh membasahi kedua pipinya.

‘Eomma!… Appa-ka … sudah keluar dari penjara!’ ujar jiyeon mengadu. Dengan terbata, dia mulai menceritakan semua yang dilakukan ayahnya padanya pagi tadi.

‘Eomma!… Kenapa dulu kau tak membawaku bersamamu?’ kali ini jiyeon menegakkan tubuhnya dan menatap pusara ibunya dengan tatapan penuh kepedihan. Wajahnya bahkan sudah basah karena airmatanya yang terus mengalir tanpa henti

‘Kenapa kau tinggalkan aku sendiri eomma?’ tanya jiyeon lagi. Isak tangisnya semakin dalam. Entah sudah berapa jam dia disana. Tapi sepertinya, dia masih enggan untuk meninggalkan tempat dimana ibunya terbaring selamanya itu.

 

 

Di tempat lain…

‘Jiyeon-a!’

Duk.. duk.. duk.. duk.. duk..

Dengan penuh semangat jongkook menggedor pintu rumah jiyeon. Jam sudah menunjukan pukul 4 p.m KST waktu itu. Jongkook sengaja datang karena jiyeon tidak datang kekampus hari itu.

‘Park Jiyeon!’ sekali lagi jongkook memanggil jiyeon dan menggedor pintunya saat pintu itu tak kunjung terbuka.

Hampir 10 menit jongkook melakukan hal yang sama. Tapi tetap tak ada jawaban dari sang empunya nama.

‘Heuh!’ jongkook mendesah kesal. ‘Kau selalu saja begini kalau sudah pulang tak sadarkan diri!’ gerutunya sembari menekan nomor pin rumah jiyeon.

Tit.. tit.. tit.. tit.. tit.. tit..

Tulilit… (anggap bunyi password pintu ke buka)

‘Jiyeon-a! Ireona!’ teriak jongkook sembari melepas sepatunya. ‘Apa kau tahu ini sudah hampir sor…’

Deg!

Langkah jongkook terhenti saat matanya menangkap ruang tamu jiyeon yang berantakan.

‘Oh! Shit!’ jongkook segera berlari kekamar jiyeon untuk mencari sahabatnya itu.

‘Jiyeon-a! Park Jiyeon!’ jongkook terus memanggil-manggi nama sahabatnya itu. Sayangnya, jiyeon tak juga muncul bahkan setelah dia mencari diseluruh penjuru rumah yang cukup luas itu, dia tetap tidak menemukan sahabatnya.

‘Jiyeon-a! Neo eoti-a?’ tanya jongkook yang mulai mencoba menghubungi jiyeon melalui ponselnya.

Tut… Tut… Tut…

Tersambung. Tapi tak ada jawaban. Sekali lagi jongkook menghubunginya, dan hasilnya tetap sama.

‘Aish! Park Jiyeon! Dodaechi eotilka?’ (sebenarnya kau pergi kemana?) tanya jongkook mengacak rambutnya frustasi.

Jongkook segera keluar dari rumah jiyeon dan mencari gadis itu ketempat-tempat dimana jiyeon selalu pergi. Sayangnya, dia tetap tak menemukan jiyeon.

‘JIyeon-a!’ jongkook semakin panik. Dia semakin bingung kemana harus mencari sahabatnya itu.

Hyung… Jiyeon menghilang! Bisakah kau membantuku untuk mencarinya? Aku takut terjadi sesuatu yang buruk padanya hyung. Jebal.

Donghae segera meraih kunci mobilnya dan menyusul jongkook. Park jiyeon. Ada apa lagi dengan gadis itu? Bukankah semalam dia sudah mengantarnya kerumahnya? Lalu, kenapa hari ini jongkook tak menemukannya disana? Kemana gadis itu pergi?

Semua pertanyaan-pertanyaan itu berlalu lalang dikepala donghae. Membuatnya merasa panik, seperti apa yang dirasakan jongkook.

‘Kookie-ya!’

Jongkook berlari kearah donghae saat sepupunya itu datang. ‘Hyung! Bisakah kau mengantarku ke tempat min kyung noona?’ tanya jongkook begitu dia masuk ke dalam mobil donghae.

‘Aku sudah mencari jiyeon kemana-mana hyung. Tapi aku tetap tidak menemukannya.’ Paparnya.

‘Aku hanya berharap jika jiyeon berada bersama dengan min kyung noona!’

Tanpa bicara sepatah kata pun, donghae segera melajukan mobilnya kerumah min kyung. Yah! Mungkin saja jiyeon berada disana. Mungkin saja jiyeon bersembunyi disana. Mungkin saja…

‘Kau tunggu disini!’ titah donghae pada jongkook. ‘Biar aku yang masuk dan membawa jiyeon bersamaku!’ imbuhnya yang kemudian meninggalkan jongkook dalam mobilnya.

Donghae segera melangkahkan kakinya meninggalkan jongkook. Jongkook hanya menatap punggung kakak sepupunya itu hingga akhirnya menghilang saat dia memasuki sebuah gerbang salah satu rumah besar didaerah jamsil itu.

Jongkook masih menunggu donghae. Dia masih mencoba menghubungi teman-temannya yang lain yang mungkin saja bertemu dengan jiyeon atau tak sengaja melihatnya.

Jongkook benar-benar tak bisa berpikir jernih sekarang. Dalam kepalanya hanya terlintas kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin menimpa sahabat yang sudah dianggapnya seperti saudaranya itu. Bahkan malam pun mulai menyapa, tapi dia masih tak tahu kemana sahabatnya itu pergi.

15 menit berlalu, donghae akhirnya kembali. Wajahnya terlihat menegang dan memerah. Marah. Sepertinya namja itu sedang menahan amarahnya.

‘Hyung!’ jongkook langsung keluar dari mobil dan menghampiri donghae saat saudaranya itu datang.

‘Eo, jiyeon …’

‘Dia tidak ada disini!’ potong donghae dingin. Membuat jongkook hanya diam dan kemudian mengikuti langkahnya kembali ke dalam mobil.

‘Kita cari ditempat lain!’ ujar donghae masih bersikap dingin.

‘Ne!’ jawab jongkook singkat. Raut wajah yang donghae tunjukan padanya, dia tahu benar raut wajah itu. Dia tahu jika donghae sedang marah. Inilah kakak sepupunya. Semarah apapun dia, dia hanya akan diam dan bersikap dingin seperti ini berbeda dengan kakak kandungnya, shin hyesung, yang akan melampiaskan semuanya dengan melempar sesuatu atau melukai dirinya sendiri.

Donghae dan jongkook akhirnya sampai dibar, tempat donghae bekerja bar yang dibeli keluarga lee dari pengacara keluarga park. Bar yang secara tak langsung, dibeli donghae dari jiyeon.

Jongkook dan donghae mulai mencari jiyeon ditengah keramaian bar malam itu. Donghae bahkan mengerahkan para penjaga untuk mencari gadis yang sepertinya sangat dikhawatirkannya itu.

Semua mulai sibuk mencari. Satu persatu jongkook dan donghae mnghampiri para pengunjung dan meneliti mereka. Malam itu, lampu sedikit redup, hingga agak sulit mengenali wajah jiyeon.

Donghae dan jongkook terus mencari. Sampai…

Jongkook terdiam mematung saat matanya menangkap sesosok namja paruh baya yang sangat dikenalnya. Tubuhnya menegang. Bahkan hatinya mencelos saat namja itu tiba-tiba menoleh kearahnya dan tersenyum… bukan, itu bukan senyuman. Itu lebih mirip dengan seringai menakutkan.

‘Jongkook-a! Kenapa kau diam bukankah…’

‘Jiyeon-I appa..’ gumam jongkook sembari terus menatap namja paruh baya yang kini tengah menatapnya.

Donghae menoleh kearah pusat perhatian jongkook. ‘Kookie-ya! Wae geu…’

‘Jiyeon-I appa…’ jongkook menatap tuan park, kemudian menoleh kearah donghae. ‘Jiyeon-I appa!’ ulangnya.

‘Mwo?’ kedua mata donghae membulat sempurna. Dia lalu kembali menoleh kearah namja paruh baya yang sedari tadi menatap kearahnya dan kearah jongkook.

‘Hyung… jiyeon… jiyeon….’

Jongkook segera melangkahkan kakinya meninggalkan bar saat dia mengingat sebuah tempat yang sedari siang tak didatanginya.

Melihat jongkook, donghae langsung mengikutinya.

‘Kau mau kemana?’ tanya donghae saat jongkook sibuk mencoba menyetop taksi.

‘Jiyeon hyung! Mungkin dia…’

‘Aku akan mengantarmu!’

 

Jongkook tak bisa duduk tenang selama dalam mobil. Dia benar-benar merasa panik dan juga kesal pada dirinya sendiri. Yah! Dia seharusnya mengingat jika minggu lalu, tuan park keluar dari penjara dan memberitahu jiyeon. Tapi, dia bahkan melupakan hal penting itu.

Belum lagi menghilangnya jiyeon seharian ini, membuatnya yakin jika tuan park sudah bertemu dengan sahabatnya itu dan membuat sahabatnya itu kembali ketakutan.

‘Kau yakin jiyeon disini?’ tanya donghae begitu mobilnya masuk ke area pemakaman. Jam sudah menunjukan pukul 9.45 pm KST saat itu.

Jongkook hanya mengangguk. Dan setelah donghae memarkirkan mobilnya, jongkook langsung berlari keluar dari sana dan menuju ke makam ibu jiyeon.

‘Jiyeon!’ lirih jongkook saat dari kejauhan dia melihat jiyeon tergeletak disamping makam ibunya. Dengan sekuat tenaga dia berlari secepatnya dan segera menghampiri jiyeon yang sepertinya sudah tak sadarkan diri.

‘Jiyeon-a! PARK JIYEON!’ jongkook mengguncang-guncangkan tubuh jiyeon.

Donghae yang melihat hal itu, langsung menghampiri jiyeon dan memegang kening gadis itu. Donghae tertegun sejenak saat dia membuka topi yang masih dipakai jiyeon dan mendapati wajah cantik gadis itu penuh dengan luka memar.

‘Kita harus segera membawanya kerumah sakit!’ ujar donghae sembari mengangkat tubuh jiyeon dan segera membawanya kedalam mobil

Donghae membaringkan jiyeon dikursi belakang. Jongkook pun menemani gadis itu dan mencoba membuat tubuh sahabatnya hangat dengan menyelimutinya menggunakan jaket yang dipakainya.

Selama perjalanan kerumah sakit, donghae dan jongkook hanya saling diam. Sesekali donghae mendengar jongkook mengutuk dirinya sendiri yang tidak menjaga sahabatnya dengan baik.

Donghae. Walaupun wajahnya terlihat begitu khawatir, tapi dia masih bisa bersikap tenang. Dia tahu, jongkook dan jiyeon sudah bersahabat sejak mereka kecil. Dulu saat donghae belum tinggal bersama keluarga shin, dia memang selalu mendengar jika jongkook selalu menempel pada jiyeon.

Sesampainya dirumah sakit, jiyeon langsung ditangani oleh dokter di UGD. Dengan wajah panik, jongkook menunggunya.

 

 

Jongkook duduk disamping jiyeon berbaring dan terus menatap wajah sahabatnya itu. Perlahan tangannya terjulur untuk menggenggam tangan jiyeon.

‘Dia hanya sedang tidur! Kau tak perlu khawatir lagi sekarang!’ ujar donghae sembari menepuk pundak adik sepupunya itu.

‘Eum!’ sahut jongkook sembari mengangguk.

‘Aku akan meminta sekertaris jung untuk mencari tuan park! Kau jaga saja jiyeon disini!’ lanjut donghae yang kemudian meninggalkan ruangan jiyeon.

Jongkook menggenggam erat tangan jiyeon. ‘Jiyeon-a! Mianhae! Jeongmal mianhae!’ katanya lirih perlahan airmatanya menetes membasahi wajahnya.

‘Bahkan aku tak bisa menjagamu seperti dulu kau selalu menjagaku!’

‘Sepertinya, ibumu akan marah padaku karena aku membiarkanmu terluka seperti ini!’ ujar jongkook.

 

‘Sekertaris jung, bisakah kau mencari pemilik pertama bar yang kemarin dibeli abeoji?’

Donghae bicara dengan sekertarisnya diponsel.

‘Eo! Bisakah kau melayangkan gugatan padanya. Dengan tuduhan penganiayaan dan tindak kekerasan? Aku pikir tak akan sulit untuk mengantarnya kembali kedalam penjara sekarang. Karena baru beberapa hari yang lalu dia keluar dari sana!’

‘ … ‘

‘Eo! Aku harap kau bisa menyelesaikan semuanya besok!’

Donghae memutus sambungan telponnya. Ditariknya nafas panjang. Hari ini, banyak hal yang membuat emosinya naik turun. Jiyeon yang menghilang. Juga kang min kyung. Gadis itu…

 

Jongkook dan donghae masih duduk disamping jiyeon yang masih tak sadarkan diri. Sudah hampir 3 jam gadis itu terbaring, namun dia masih memejamkan matanya. Bukan karena obat penenang yang diberikan dokter. Tapi karena suhu tubuhnya yang masih panas.

‘Eomma..! Eomma..!’

Donghae dan jongkook langsung terperanjat dan segera menghampiri jiyeon saat gadis itu mengigau memanggil-manggil ibunya.

‘Mianhaeyo! Mianhaeyo!’

Kalimat itu lagi. Donghae meraih tangan jiyeon dan menggenggamnya erat. Tangannya tergerak untuk mengusap kepala gadis itu. Mencoba membuatnya tenang. Sedang jongkook, segera memanggil perawat dan dokter yang tadi menangani jiyeon.

Saat dokter datang, jiyeon sudah tak lagi mengigau. Kening gadis itu penuh dengan peluh. Dia terlihat sedikit lebih tenang.

‘Biar aku lihat dulu!’ ujar Dr. gook pada donghae. Dengan segera, Dr. Gook memeriksa jiyeon.

‘Taengida!’ ujar dr. gook. ‘Suhu tubuhnya sudah mulai menurun. Sepertinya, besok atau lusa dia bisa segera meninggalkan rumah sakit!’

‘Kamsahamnida!’ ujar jongkook pada dr. gook yang berjalan meninggalkan ruangan jiyeon.

Donghae menepuk pundak jongkook dan memberinya isyarat agar sepupunya itu istirahat. Dengan menganggukan kepala, jongkook mengikuti langkah donghae dan meninggalkan ruangan jiyeon untuk sekedar mencari udara segar dan mengisi perut mereka yang terasa lapar.

‘Aku lihat kau begitu mengkhawatirkan keadaan jiyeon seharian tadi. Apa kau menyukainya?’ tanya donghae saat keduanya duduk dikursi yang ada dikoridor didepan kamar jiyeon.

Jongkook tersenyum dan menggeleng. Diteguknya kopi yang ada ditangannya.

‘Maksudmu… aku ingin menjadikannya kekasihku begitu hyung?’ ujar jongkook balik bertanya.

‘Eo! Bukankah kalian berteman sejak kalian masih duduk disekolah dasar?’ tanya donghae lagi. ‘Aku mendengar hal itu dari hyesung hyung. Kalian berteman bahkan sejak kalian masuk sekolah dasar!’

Jongkook kembali tersenyum. ‘Dia selalu menjagaku hyung!’ ujar jongkook mengingat masa kecilnya.

‘Jiyeon yang selalu menjagaku saat anak lain menggangguku!’ ulangnya. ‘Sejak saat itulah kami berteman. Jiyeon-I eomma… sangat baik padaku. Dia memintaku untuk terus berteman dengan jiyeon bagaimana pun keadaannya nanti!’

Jongkook menarik nafas panjang. ‘Entahlah hyung! Tapi sepertinya park ahjumma sudah tahu apa yang akan terjadi padanya juga pada jiyeon. Hingga park ahjumma memintaku untuk tak meninggalkan jiyeon bagaimana pun dia.’

Donghae terdiam. Inikah alasannya jongkook tetap menemani jiyeon? Dia tahu betul jika sepupu kecilnya itu sangat membenci min kyung begitu dia tahu jika tunangan donghae itu seorang….

Tapi jiyeon… Jongkook terus menemaninya, dan bahkan selalu menjaganya.

‘Apa kau menyukai sahabatku itu hyung?’

‘O… Eo?’ donghae sedikit tersentak saat jongkook tiba-tiba menanyakan sesuatu yang tak disangkanya.

‘Kau menyukai sahabatku?’ tanya jongkook lagi menyelidik.

Donghae tersenyum. ‘Molla!’ jawabnya pendek. ‘Nan geunyang….’

‘Dimana jiyeon?’

Sret!

Donghae langsung menatap tajam kearah pemilik suara yang tiba-tiba menghentikan kalimatnya. Rahangnya tiba-tiba mengeras, dan wajahnya sedikit memerah.

‘Jongkook-a! Jiyeon-I eodiseo?’ tanya gadis yang tak lain adalah kang min kyung.

Jongkook menatap donghae sekilas sebelum dia kembali menatap min kyung. ‘Di dalam!’ lirih jongkook kemudian menjawab pertanyaan yang dilontarkan min kyung.

Min kyung segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan jiyeon. Tangannya sudah menggapai gagang pintu dan membukanya. Dia hanya tinggal masuk. Tapi…

‘Untuk apa kau datang kemari?’ desis donghae sembari menahan langkah min kyung dengan menggenggam lengan gadis yang pernah menjadi tunangannya itu.

‘Aku…?’ tanya min kyung sembari menunjuk dirinya sendiri. ‘Aku ingin bertemu dengan kekasihku oppa! Bukankah siang tadi kau bilang dia menghilang? Lalu kenapa sekarang kau…’

Min kyung menjeda kalimatnya. Tatapan yang donghae tujukan padanya membuat emosinya tersulut. Dengan paksa dia melepas genggaman tangan donghae dilengannya.

‘Aku hanya mengkhawatirkan kekasihku donghae ssi!’ katanya dengan tatapan tajam. ‘Bisakah kau biarkan aku untuk menemuinya sebentar saja?’ lanjutnya.

‘Eonni…’

Seluruh mata kini beralih menatap jiyeon yang sudah sadar dan memanggil min kyung.

‘Jiyeon-a!’ min kyung segera masuk ke dalam ruangan jiyeon tanpa menghiraukan donghae yang masih terus menatapnya dengan kemarahan.

‘Gwaenchanna?’ tanya min kyung yang langsung duduk disamping jiyeon dan menggenggam tangan gadis itu.

Jiyeon tersenyum lemah dan mengangguk. ‘Gwaenchanna!’ jawabnya.

‘Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kau tahu?’ ujar min kyung sembari melirik kearah donghae dengan tatapan mengejeknya.

‘Gomawo eonni!’

‘Jongkook-a! Na kanda!’ pamit donghae pada jongkook. ‘Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku!’ akhirnya yang langsung meninggalkan ruangan itu juga rumah sakit.

Jongkook hanya mengangguk. Ada apa dengan donghae hari ini? Tadi sore saat dia keluar dari rumah min kyung pun, dia terlihat marah seperti ini. Lalu sekarang? Apa lagi yang dilakukan min kyung hingga membuat kakak sepupunya itu marah seperti ini?

Jongkook hanya diam menatap min kyung yang terus berada disamping jiyeon, layaknya seorang kekasih menjaga kekasihnya. Menjijikan melihat semua ini bagi jongkook. Tapi dia tak bisa meninggalkan jiyeon hanya dengan min kyung saja. Bagaimana jika tuan park datang kerumah sakit dan menemukan jiyeon? Bagaimana kalau tuan park kembali menganiaya jiyeon seperti yang dilakukannya hari ini?

Jongkook mengalah dan lebih memilih untuk berjaga diluar pintu. Sepertinya, apa yang dikatakan dr. gook benar. Besok siang jiyeon sudah bisa dibawa pulang. Keadaannya memang sudah membaik. Mungkin hanya luka memarnya saja yang baru akan hilang beberapa hari lagi.

‘Mmmmhhhh….’

Jongkook tertunduk dan hanya menutup telinganya. ‘Jiyeon-a! Jebal! Bisakah kau berhenti melakukan hal gila ini?’ sesalnya dalam hati saat desahan-desahan itu terdengar lirih dari dalam ruangan jiyeon.

‘Bahkan kau berani melakukannya ditempat umum seperti ini!’ jongkook mengepalkan tangannya frustasi karena tak bisa menghentikan kegilaan yang dilakukan sahabatnya.

‘Aaaahhhh….’

‘Jiyeon-a! Jebal!’ mohon jongkook yang hanya bisa diam didepan pintu. Menahan rasa frustasinya hingga tak terasa mengalirkan airmatanya.

‘Ahjumma! Mianhaeyo!’ mohon jongkook sembari mengingat jiyeon-I eomma. ‘Aku tak bisa menjaga jiyeon seperti pintamu padaku!’

 

 

‘Eo, kau sudah bangun kookie-ya?’ tanya min kyung ketika jongkook masuk kedalam ruang rawat inap jiyeon. Semalaman, jongkook hanya diam diluar kamar dan menunggu jiyeon disana.

Jongkook tak menjawabnya dan hanya menghampiri jiyeon yang sepertinya sedang membereskan barangnya dan bersiap untuk pulang.

‘Kau mau pulang kemana?’ tanya jongkook saat jiyeon siap beranjak meninggalkan ruangannya.

Jiyeon terdiam. Dia baru ingat jika dia tidak mungkin pulang kerumahnya karena appanya tahu dimana alamat rumahnya itu.

‘Jiyeon-a! Mianhae!’ min kyung meraih tangan jiyeon dan menggenggamnya. ‘Aku ingin mengajakmu tinggal bersamaku. Tapi…’

‘Kau bisa pulang kerumahmu!’ potong donghae yang baru saja datang. Membuat jiyeon dan jongkook menoleh dan menatapnya bingung.

‘Keokjeongma!’ sambung donghae yang mengerti maksud dari tatapan jiyeon dan jongkook. ‘Tuan park tak akan pernah datang lagi ke rumah itu!’

Jongkook terdiam sejenak. Barulah 5 detik setelahnya, dia langsung tersenyum dan mengangguk. ‘Gomawo hyung!’

Min kyung yang mengerti dengan apa yang terjadi, hanya tersenyum sinis menatap donghae.

‘Tentu saja ini bukan hal yang sulit untuk kau lakukan. Benar begitu bukan tuan muda lee?’

Deg!

Jiyeon menatap min kyung dan donghae bergantian. ‘Tuan muda lee?’ tanyanya dalam hati. ‘Mungkinkah…’

‘Jiyeon-a! Aku akan mengantarmu!’ jongkook segera meraih tas ditangan jiyeon dan meninggalkan gadis itu.

‘Eonni! Aku pulang!’ pamit jiyeon pada min kyung.

‘Eum!’ sahut min kyung yang kemudian memeluk jiyeon. Sayangnya, kedua matanya tak lepas dari sosok donghae yang masih berdiri diantara mereka. Wajah donghae lebih terlihat tenang jika dibanding hari sebelumnya.

Jiyeon melepas pelukannya pada min kyung. Tapi kemudian, tanpa rasa canggung dan malu, min kyung mencium jiyeon dalam. Membuat jiyeon memejamkan matanya, dan membiarkan min kyung bermain dengan bibirnya.

Donghae tertawa tanpa suara dan menunduk melihat apa yang sengaja dilakukan min kyung pada jiyeon dihadapannya. Dimasukkannya kedua tangannya kedalam saku celananya, dan dia berjalan meninggalkan ruangan itu.

10 menit berlalu, akhirnya min kyung dan jiyeon keluar dari ruang rawat jiyeon. Tanpa bicara sepatah katapun, jiyeon berjalan melewati donghae dan segera menyusul jongkook yang sedari tadi mungkin sudah menunggunya ditempat parkir.

‘Min kyung-a!’

Langkah min kyung terhenti begitu suara donghae memanggilnya.

‘Bisakah kau menghentikan semua ini?’

Sret!

Min kyung langsung menatap tajam ke arah donghae. Kalimat itu, kenapa namja dihadapannya ini senang sekali mengatakannya?

‘Bisakah kau berhenti mencampuri urusanku donghae ssi?’ tanya min kyung tanpa menjawab pertanyaan dari donghae.

Donghae tersenyum. ‘Berhentilah sebelum kau menyesali semuanya!’ ulang donghae dengan tenang.

‘Wae?’ tanya min kyung lagi. ‘Kau tak suka melihatku melakukan semua ini didepanmu? Kau cemburu karena aku bisa melakukannya dengan seorang yeoja dan bukan dengan seorang namja? Atau…’

‘Tidak bisakah kau menganggap ini sebagai bentuk perhatianku padamu sebagai mantan tunanganku?’ potong donghae dengan tenang. Walau kini, senyuman dibibirnya sudah hilang.

‘Bentuk perhatian?’

Donghae hanya diam dan menatap min kyung yang kini terlihat sangat marah padanya. Gadis dihadapannya ini, selalu keras kepala. Bahkan sepertinya tak ada yang bisa menghentikan semua yang dilakukan gadis itu.

Donghae menarik nafas panjang. Dia berjalan mendekat kearah kyungie dan berhenti tepat dihadapannya. Hingga menyisakan jarak beberapa inchi antara tubuh mereka.

‘Mianhae!’ lirih donghae hampir tak terdengar. ‘Kalau kau tak bisa menghentikannya,’ donghae menjeda kalimatnya. ‘Maka aku yang akan menghentikanmu!’ lanjutnya.

‘Neo…’

Donghae sedikit menarik tubuhnya. ‘Jangan lagi menyakiti dan melukai dirimu sendiri! Karena dia tidak akan pernah kembali lagi!’

Deg!

Donghae beranjak meninggalkan min kyung yang masih mematung dan hanya menatapnya tajam.

 

 

 

Min kyung terdiam disudut kamarnya. Sepulang dari rumah sakit tadi, dia tidak langsung berangkat ke kantor dan segera kembali kerumahnya.

Lee donghae. Kalimat yang dilontarkan namja itu tadi dirumah sakit, benar-benar sudah membuatnya marah. Ini mungkin salah satu kebodohannya, yang pernah menceritakan semua masa lalunya pada namja yang pernah menjadi tunangannya itu.

 

 

 

‘Kau yakin tak mau ku temani?’ tanya jongkook pada jiyeon. Sepulang dari rumah sakit, jongkook membantu jiyeon membereskan rumahnya yang berantakan karena kemarahan ayahnya kemarin.

‘Gwaenchanna! Kau pulang saja!’ jawab jiyeon yang masih sibuk dengan beberapa barang.

‘Jinjja?’ tanya jongkook memastikan.

‘Eo! Keokjeongma!’

Jongkook mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. Tapi…

‘Apa nanti malam kau akan datang kerumah min kyung noona dan….’ Jongkook tak melanjutkan pertanyaannya. Dia yakin bahwa jiyeon mengerti kemana arah pembicaraannya.

‘Eo! Wae? Kau akan melarangku seperti yang sering kau lakukan?’ tanya jiyeon sembari tersenyum.

‘Jiyeon-a!’

‘Kookie-ya! Aku tak ingin berakhir seperti eomma dengan mencintai seorang namja hingga dia bahkan mati ditangan namja itu!’

Jongkook terdiam. Dia tahu, luka akibat kematian ibunya begitu dalam dan membekas bagi jiyeon. Dia juga tahu bagaimana rasa takutnya setiap kali melihat ayahnya ada dihadapannya. Dia tahu semua.

‘Keundae jiyeon-a! Tidak semua laki-laki sama seperti ni abeoji! Tidak semua….’

‘Bagiku hanya kau yang berbeda dari appa!’ potong jiyeon sembari tersenyum dan menatap jongkook dengan tatapan mengejek.

‘Bahkan kau tidak lebih kuat dariku!’ lanjutnya, menggoda sahabatnya.

‘YA!’

‘Kkkkkkk’ jiyeon terkekeh melihat jongkook yang kesal dibuatnya.

‘Tak ada jaminan jika semua namja itu tak sama dengan appa!’ jiyeon menatap kosong kearah depan.

‘Aku lelah jongkook-a! Aku lelah dengan semua ketakutan yang selama ini mengikatku. Mengekangku dan menahanku untuk merasakan kebahagiaan. Aku ingin bebas dari semua itu. Dan hanya dengan min kyung eonni…. Aku bisa merasakan semuanya! Aku sangat percaya padanya dan aku yakin, dia akan terus bersamaku.’

‘Jiyeon-a! Min kyung noona tak bisa menjagamu! Dia tak bisa memberimu rasa aman. Bagaimana kalau appamu kembali dan…’

‘Aku masih memilikimu kan?’ potong jiyeon enteng. Membuat jongkook terdiam. ‘Apa kau juga mau meninggalkanku seperti eomma meninggalkanku?’

Jiyeon terus bicara dan mengutarakan semua yang selama ini dipendamnya pada jongkook. Tanpa dia sadari, jika sedari tadi, donghae sudah berada didepan pintu dan menguping semua pembicaraannya.

 

 

Donghae duduk diteras rumah jiyeon dan hanya menunggu jongkook keluar untuk pulang. Park jiyeon. Gadis itu… dia tidak ingin jika gadis itu terjerumus seperti yang terjadi pada min kyung.

Dia tidak ingin jiyeon hidup dalam ketakutan dan dendam seperti kehidupan yang dijalani min kyung. Dia tahu, sudah tidak mungkin menyelamatkan min kyung. Tapi setidaknya, dia harus berusaha menyelamatkan jiyeon sebelum gadis itu pun terjerumus lebih dalam.

‘Hyung!’

Donghae sedikit terperanjat saat jongkook keluar dari rumah jiyeon dan menepuk pundaknya.

‘Kau sudah mau pulang?’ tanya donghae sembari mendongak menatap jongkook.

‘Eum! Jiyeon sepertinya akan pergi ke rumah min kyung noona. Jadi…’

‘Dia tidak akan kemana-mana!’ potong donghae pada jongkook. ‘Aku akan menjaganya dan tak akan membiarkannya bertemu dengan min kyung!’ lanjutnya.

‘Hyung!’

‘Aku sudah tak bisa menyelamatkan min kyung, jongkook-a! Dan aku tak ingin jiyeon melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan min kyung!’

Jongkook terdiam. Dia tahu, selama ini donghae memang merasa bersalah karena tak bisa menyadarkan min kyung dan menariknya kembali seperti dulu. Dan kali ini….

‘Arraseoyo! Aku pulang hyung! Tolong jaga jiyeon!’

 

 

Donghae masih terus duduk diteras luar rumah jiyeon. Pikirannya menerawang mengingat kejadian kemarin, saat dia datang mencari jiyeon kerumah min kyung.

 

Flashback on

‘Apa kau pikir aku akan memberitahumu jika aku tahu dimana jiyeon berada?’

Donghae menatap tajam kearah min kyung yang juga tengah menatapnya dengan tajam.

‘Jika aku bisa aku bahkan akan membawanya dan membuatnya menjadi sama sepertiku!’

‘KANG MIN KYUNG!’

‘JANGAN BERTERIAK PADAKU DONGHAE SSI!’ sambung min kyung tak kalah keras dari suara donghae.

‘Aku akan melakukan apapun, bahkan melukai diriku sendiri hingga aku benar-benar hancur! Dia… dia harus melihatnya dan kembali padaku!’

Deg!

Donghae terdiam. Jadi selama ini, min kyung melakukan semua hal gila ini hanya agar dia kembali? Hanya untuk menarik perhatiannya agar kembali padanya? Lalu, apa yang akan terjadi dengan jiyeon jika namja itu benar-benar kembali pada min kyung?

Tanpa bicara sepatah kata pun lagi, donghae segera melangkahkan kakinya meninggalkan min kyung. Dia benar-benar marah dengan apa yang dikatakan min kyung padanya barusan.

Jadi selama ini, selama dia bertunangan dengan min kyung pun, dia melakukan hal gila ini hanya untuk menarik namja itu kembali padanya? Cinta dan perhatian yang diberikannya pada gadis itu pun tak dihiraukannya hanya demi namja brengsek yang sudah membuangnya?

Flashback off

 

Donghae menarik nafas panjang. Ternyata cinta yang diberikannya selama ini pada min kyung, tak cukup untuk menutup luka karena namja lain yang meninggalkannya.

Ceklek!

Donghae segera menolehkan kepalanya saat terdengar suara pintu terbuka. Jiyeon.

Dia langsung menegakkan tubuhnya dan berdiri dihadapan jiyeon.

‘Mau kemana?’ tanya donghae begitu melihat jiyeon yang sudah rapih.

‘Sedang apa kau disini?’ jiyeon malah baik bertanya saat dia melihat donghae berada diteras rumahnya. ‘Kenapa kau bisa ada…’

‘Mulai hari ini aku akan jadi bodyguardmu!’ potong donghae yang kemudian memamerkan senyuman terbaiknya. Donghae langsung menarik tangan jiyeon dan membawanya kembali masuk ke dalam rumahnya.

‘Ya!’ bentak jiyeon saat dengan paksa donghae menariknya masuk.

‘Noa!’ teriak jiyeon meminta donghae untuk melepaskannya. Dia terus berontak, tapi tenaganya tak cukup besar untuk melawan donghae.

Donghae mendudukan jiyeon disofa yang ada diruang tamu rumah gadis itu. Dia kemudian duduk disampingnya.

‘Jangan temui min kyung!’ pinta donghae tanpa basa basi. Dan tentu saja, jiyeon yang tidak suka, langsung menatap tajam ke arah donghae.

‘Apa hak mu melarangku untuk….’

‘Kau masih sakit! Apa kau tahu?’ potong donghae dengan santai.

Jiyeon terdiam. Benar. Wajahnya memang masih penuh dengan luka memar. Belum lagi, tangan dan juga kakinya masih terasa pegal karena dipukuli ayahnya kemarin.

Donghae berdiri didepan jiyeon dan membelai kepala gadis itu dengan lembut.

‘Istirahatlah!’ ujar donghae memerintah. ‘Jika keadaanmu sudah lebih baik, aku akan membiarkanmu pergi kemana pun kau ingin pergi!’ akhirnya yang kemudian keluar.

Jiyeon masih terdiam dan hanya menatap punggung donghae. Nyaman. Entah kenapa sikap yang ditunjukan donghae padanya membuatnya merasa sedikit nyaman. Bahkan senyuman itu, senyuman yang selalu ditunjukan donghae padanya, terasa begitu menyejukkan.

Jiyeon tertunduk dan kemudian terkekeh. ‘Jangan bodoh park jiyeon!’ ujarnya pada dirinya sendiri. ‘Dia bersikap seperti itu hanya untuk menutupi sifat kasarnya!’ lanjutnya yang menganggap semua sikap yang ditunjukan donghae padanya hanya sebagai topeng.

 

Donghae masih duduk diteras luar sembari menatap kelamnya langit malam itu. Udara dingin malam semakin menusuk, membuatnya beranjak dan memasuki rumah jiyeon.

Sepi. Lampu diruang tengah pun sudah mati. Donghae melangkahkan kakinya menuju kamar jiyeon untuk memeriksa apakah gadis itu sudah tidur atau belum.

Perlahan donghae membuka pintu kamar jiyeon, mencoba untuk tak menimbulkan suara sekecil mungkin agar tak mengganggu jiyeon. Dari balik celah pintu, donghae bisa melihat jika gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya.

Senyum terkembang sempurna dibibir donghae manakala matanya menangkap wajah jiyeon yang terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Tanpa disadarinya, dilangkahkan kakinya menyambangi tempat gadis itu terbaring, dan kemudian dia duduk ditepi ranjang.

 

 

 

 

Hampir 1 bulan donghae menjadi bodyguard bagi jiyeon. Setiap hari, setiap malam, donghae selalu berada disisi gadis itu. Entah hanya menemani, atau hanya mengawasi dari kejauhan, donghae selalu melakukan pekerjaannya untuk menjadi bodyguard bagi gadis yang entah sejak kapan mulai dipedulikannya itu.

Awalnya jiyeon merasa risih setiap kali dia menemukan donghae berada didalam rumahnya, atau mengawasinya dari jauh. Tapi jongkook, selalu mengatakan jika dialah yang meminta donghae untuk terus menjaganya.

 

 

‘Apa malam ini kau akan menemui min kyung?’ tanya donghae saat dia baru saja sampai dirumah jiyeon.

‘Eo!’ jawab jiyeon dengan malas. Donghae benar-benar melakukan apa yang dikatakannya. Sejak semua luka ditubuh jiyeon membaik, namja yang selalu tampak tenang itu benar-benar membiarkannya pergi kemana pun, bahkan ketemapat min kyung sekali pun.

Yah. 4x dalam seminggu, jiyeon akan menginap dirumah min kyung. Tentu saja untuk memuaskan nafsunya bersama dengan kekasihnya itu.

‘Bisakah kau berhenti melakukan hal gila ini?’ tanya donghae dengan tenang.

Sret!

Dengan segera jiyeon melemparkan tatapan penuh kebencian kearah donghae.

‘Apa hakmu melarangku melakukan hal yang ….’

‘Tidak semua namja seperti ayahmu!’

‘MWO?’ kedua mata jiyeon membulat sempurna saat donghae menyinggung tentang ayahnya.

Donghae yang sedari tadi hanya tertunduk, segera menegakkan kepalanya dan balas menatap jiyeon.

‘Berhentilah selagi kau masih bisa!’ imbuh donghae masih dengan tenang.

BRAK!

Jiyeon menggebrak meja yang ada dihadapannya sembari berdiri. ‘Na ka!’ (Keluar) usir jiyeon yang merasa jika donghae sudah mengusik privasinya.

‘NA KARAGO!’ (Aku bilang keluar!) teriak jiyeon mengusir donghae.

Donghae kembali tersenyum.

‘Geurae! Aku akan pergi!’ jawabnya masih dengan tenang.

Jiyeon terus menatap marah kearah donghae. Nafasnya yang naik turun, menandakan jika dia benar-benar marah pada namja yang selama satu bulan ini selalu menjaganya.

‘Keundae…. Apa kau yakin kau mencintai min kyung?’ tanya donghae yang selalu saja terlihat tenang.

‘Kau yakin jika kau mencintai sesama jenis?’ tanya donghae lagi. ‘Kau yakin kau tidak bisa mencintai lawan jenismu hanya karena kebencian dan rasa takutmu pada ayahmu yang sudah membuat ibumu mati? Kau yakin jika kau tak tertarik sama sekali pada lawan jenismu dan membiarkan dirimu semakin terjerumus dalam kenikamatan yang semu?’

Deg!

Kedua tangan jiyeon mengepal. Kedua matanya sudah memerah karena menahan amarahnya.

Tak jauh berbeda dengan jiyeon. Kini donghae tak lagi menunjukan wajah tenangnya. Wajahnya terihat lebih menakutkan hanya karena senyuman yang selalu terukir dibibirnya hilang.

Donghae melangkahkan kakinya dan kini memposisikan dirinya berdiri tepat dihadapan jiyeon.

‘Apa kau pernah berpikir jika apa yang kau lakukan hanya membuat eommamu kecewa? …. Yang kau lakukan hanya membuat eomma mu semakin bersedih karena telah meninggalkanmu?’

PLAKKKKK!

Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi donghae. Membuatnya berhenti bicara.

Donghae menyeka darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya. Dia terkekeh dan menatap sinis kearah jiyeon.

‘Apa aku harus melakukan ini agar kau sadar dan berhenti berbuat gila, eo?’

BRAG!

‘Ohhh….’

Donghae mendorong jiyeon hingga tubuhnya terbentur meja dan terhimpit oleh tubuh donghae. Kedua tangan donghae sudah mengunci kedua tangan jiyeon dikedua sisi kiri dan kanannya, membuat gadis itu sulit untuk bergerak.

‘Ap…. Apa yang akan k..kau lakukan donghae ssi?’ tanya jiyeon terbata. Wajah marahnya kini hilang berganti dengan wajah ketakutan yang amat sangat.

Donghae mendekatkan wajahnya kewajah jiyeon. Membuat gadis itu memalingkan wajahnya karena takut.

Bahkan jiyeon mampu merasakan deru nafas donghae yang menyapu lehernya. Membuat tubuhnya menegang.

‘Haruskah aku melakukan ini…’

Donghae langsung menjilat leher jiyeon perlahan.

‘Aaaaaahhhhhhhhhhhhh………………’ jerit jiyeon saat lidah donghae bermain dilehernya. Kedua matanya terpejam saat benda basah lunak tak bertulang itu merayap dilehernya. Membuat seluruh tubuhnya meremang dan kaku.

‘Atau aku harus melakukan ini…’

‘Aaakkkhhhhh….’

Jiyeon kembali menjerit saat tangan kiri donghae meremas kuat dadanya dari luar bajunya.

‘Yang ini….?

‘Hhhhhmmmmmpppppttttt…..’

 

 

TBC…

 

*** ***

Segitu dulu yah readersdeul buat part 2 ini.

Buat part pertama, ada adegan ehemnya dan aku posting pas ramadhan… mianhaeyo.. jeongmal mianhaeyo… waktu itu aku posting pas aku nya ga puasa. Jadi berasa lagi ga ramadhan… 😀

Buat kisah tuan park, alias bapaknya jiyeon, aku ga ceritain panjang lebar dan detail. Tuan park disini hanya menjadi sebab kenapa jiyeon mulai melakukan hal gila.

Monggo dikomen…. Next part, bakalan aku posting secepatnya kok.

Oke… mian buat typo yang masih berserakan dimana-mana…

Sampai ketemu dipart selanjutnya yah…

Annyeong…

44 respons untuk ‘I’ll Never Stop ( Part 2 )

  1. . ahhhhh eonni bru kali ini akk bca ff yg jalan critanya ky gini .. Suka .. Makin pnasaran ma prasaan jiyi sbenernya .. Iihhh trnyata min kyung hny mnfaatin jiyi
    . d tunggu next partnya jgn lama” .. Gomawo

  2. kan bener minkyung cuma manfaatin jiyeon -_-
    Ji sadarlah masih ada donghae >< #plak hehehe
    makin Kece thor Ceritanya (y) part selanjutnya ditunggu^^ jgn lama" yaa 😀

  3. hae bener2 peduli ama jiyeon.smga apa yg dlakukan hae dapat membuat jiyi sadar.minkhyung ternyata msi nunggu namja yg membuangx.

  4. aigoo bkln ad nc nih d partbrikutnys #otak yadong kumat#

    duh jiyeon smoga bs sgra sdr ats prilaku menyimpangx itu, donghae dan jongkook yg sbr ne…. sesabar aq nunggu part 3 hehehehe. buruan publish ne authornim

  5. haha.. tbc nya uhuk! uhuk! makin seru xD apa kalau donghae ngelakuin itu jiyeon bakal lgsg berubah? tp kuyakin lambat laun pasti jiyeon bakal suka ama donghae stlh hal itu 😀
    minkyung aja msh suka namja :3
    lanjutannya jgn lama” yaa, pleaseee… ff mu keren dan ngangenin deh soalnya *colek author*

  6. Horeeeeeeeeee
    Publish Ĵΰƍa ni FF fav q
    (งˆ▽ˆ)ง

    Kejam bgt jiyi appa,, (⌣̯̀⌣́)
    :‎ ‎ ˚°ºoºo ω̃̃·:: jd minkyung hny mnfaatin jiyi ???
    Ayo donghae , bwt jiyi kmbali normal. .
    Next jgn lama y unnie

  7. lanjut lanjut… padahal lagi seru2nya tp tbc ;(
    kasihan jiyeon mudah2 donghae bisa menyadarkan jiyeon.. di tunggu kelanjutannya

  8. Masih penasaran tau … Knp pakai tbc segala si .. Huuuh!!!

    Lakuiin apapun oppa … Asalkam jiyeon gk terjerumus ke hal yg lebih mengerikkan .. /?

    Next thor ~

  9. kyaaaaaaa
    mdh”n stlh nie jiyeon sadar,,,,,,,
    dah thor min kyung depa ke kutub utara atau gx lempar jha ke segitiga bermuda,,,,,

  10. semoga perasaan suka jiyeon sama minkyung hilang .. sedih liat jiyeon suka sesama jenis.
    next chap 🙂 jng lama” thor 😀
    ditunggu kelnjutannya 🙂
    hwaitinf 🙂

  11. ya ampun ayah jiyeon bnar2 kejam bnget thor. Hah ternyata minkyung cma mau manfaatin jiyeon aja thor? Ya ampun semoga jiyeon cepet sadar thor, kasian ngeliat jongkooknya thor. Semoga donghae bisa membuat jiyeon sembuh thor. Ditunggu next partnya ya thor ^^

  12. Omg jiyeon ….. aku sdkt kesel saat jiyeon berhubungan sm si minkyung . Gak relaaaaa
    Waduh donghae -_- . Kau mau menggantika posisi minkyung dan membuat jiyeon tergila2 dgn mu . Hahahahab
    Ff nya bagus . Cpt post ya

  13. Lanjut !!! \^^/
    penasaran !!! Semoga aja jiyeon sadar n jadi sama donghae… minkyung? semoga aja dia udah sadar dan menyesal n jadi orang yg baik lagi…

    Di tunggu part selanjutnya saeng…
    Sampai bertemu di part selanjutnya \^^/

  14. ayo lah jiyi sdr lah klo yg kamu lakuin itu salah…..salut sama joongkook yg sllu ada untuk jiyi dan smoga hae bisa mmbuat jiyi sdr…llu lki2 yg dmaksud minkyung itu cv??? next ya

  15. Wahh ternyata jiyeon cuman dimanfaatin doang..doanghae mau ngapain tuh?? Moga jiyeon cepet sadar…next part ditunggu, bikin jiyeon galau deh ama perlakuan donghae…

  16. Wow, ayo lakukan ‘itu’ pada Jiyeon, baby Hae! Buat Jiyeon mendesah karena laki-laki. Wkwkwkwk..

  17. kyaaaaa
    jiyi terjerumus!!!
    haeppa tolong sembuhkan jiyi,,tarik kembali jiyi ke jalan yang bnar oleh cintamu… 🙂
    neeeext q tunggu… 😉

  18. Argghh haeppa keren bgd sich cara buat nyadarin jiyeon nya
    Kerenn
    tapi itu tbc nya g enak bgd sih thor,nanggung
    Next G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡  pake lama ya thor

  19. Jangan kasar hae… Plis… Ntar jiyeon mkn yakin dgn ketakutan tntng pria itu…. Jd appa’a udh d.pnjra lg ya… Bagus dah…. Eh tpi tu bapa nya ga tobat” ya… Ga mrsa nyesel atw brsalah gtu…. *ok abaikan okelah q tnggu z next part’a author…. Semangat! :-* hehe

  20. joongkok sahabat banget, tapi saking sayangnya dia gk bisa ngelarang jiyeon buat kaya gitu, takut sakit hati, tapi tapi–ah susah ya kalo udah sayang ama orang 😀

    ayoo donghae, buat jiyeon sadar! 😀

  21. Donghae mau menyadarkan jiyeon dgn caranya sendiri kkkk
    Go donghae fighting!!!!
    Selamatkan jiyeon dr jeratan min kyung
    Semoga aja usaha donghae berhasil menyadarkan jiyeon

  22. Ini jg blm aku comment.. omo park ahjussi kejam amat.. kpn ya dia sadar klo itu anaknya? Aigo.. ini lg minkyung pake dtg2 ke rs.. omo2.. haepa jebal jadikan jiyi milikmu seutuhx jebal..

Tinggalkan Balasan ke salsa Batalkan balasan